Senin, 19 Desember 2016

Konsumsi Oksigen pada Hewan Jangkrik


LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN
Konsumsi Oksigen pada Hewan Jangkrik
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktikum Fisiologi Hewan yang diampu oleh Ibu Siti Nurkamilah M.Pd
Disusun oleh:
Evi Masripah
14541035
Sri Masfuroh
14542008
Ai Intan Permatasari
14542011
Sofyan Munawar
14542015
Nilam Nursyfa
14542016
Tria Hastuti Junisa
14542020
Kelas 3-B







PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP GARUT
2016


   
    A.       Judul praktikum
      Konsumsi oksigen pada hewan jangkrik.
 
    B.      Tujuan
1.       Untuk mengukur banyaknya konsumsi oksigen pada belalang 
2.       Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi di dalam respirasi 
3.       Untuk mengetahui hubungan antara kecepatan respirasi pada hewan dengan kecepatan metabolismenya

    C.     Landasan teori
Respirasi ialah proses penyederhanaan senyawa kimia dari zat makanan untuk mendapatkan energi. Pernafasan dapat diartikan sebagai proses yang dilakukan oleh organisme untuk menghasilkan energi dari hasil metabolisme. Ada dua macam pernafasan, yaitu pernafasan eksternal dan internal. Pernafasan eksternal meliputi proses pengambilan O2 dan pengeluaran CO2 dan uap air antara organisme dengan lingkungannya. Pernafasan internal disebut juga pernapasan seluler karena pernapasan ini terjadi di dalam sel,yaitu di dalam sitoplasma dan miokondria. Pernapasan seluler melalui tiga tahap, yaitu glikolisis, siklus krebs dan transfer elektron.
Proses respirasi tidak lepas dari adanya proses metabolisme. Metabolisme merupakan aktivitas hidup yang selalu terjadi pada setiap sel hidup. Metabolisme dapat di golongkan mejadi dua yakni proses penyusunan yang disebut anabolisme dan katabolisme. Insekta (serangga) bernapas dengan menggunakan tabung udara yang disebut trakea. Udara keluar masuk ke pembuluh trakea melalui lubang-lubang kecil pada eksoskeleton yang disebut stigma atau spirakel. Stigma dilengkapi dengan bulu-bulu untuk menyaring debu, serta dapat terbuka dan tertutup karena adanya katup-katup yang gerakannya diatur oleh otot. Tabung trakea bercabang-cabang ke seluruh tubuh dengan ukuran yang semakin halus. Cabang terkecil berujung buntu dan berukuran lebih kurang 0,1 mm. Canbang ini disebut trakeolus berisi udara serta cairan. Oksigen larut dalam cairan ini, kemudian berdifusi ke dalam sel-sel di dekatnya.
Jadi pada insekta oksigen tidak diedarkan melalui darah,tetapi melalui trakea. Pada belalang,keluar masuknya udara ke dalam trakea diatur dengan kontraksi otot perut. Ketika otot kendur, volume perut normal sehingga udara masuk. Ketika otot berkontraksi, volume perut mengecil sehingga udara keluar.
Udara masuk melalui 4 pasang stigma depan dan keluar melalui 6 pasang stigma abdomen. Dengan demikian, udara yang miskin O2 tidak akan bercampur dengan udara segar (kaya O2) yang masuk.
Reaksi kimia proses respirasi :

C6H12O6      +       6O2               6CO2     +      6H2O      +       Energi

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi di dalam proses respirasi pada hewan, antara lain :
1.       Faktor Dalam
a.       Aktivitas tubuh
b.      Kondisi fisik
c.       Jenis kelamin
d.      Berat badan
2.       Faktor Luar
a.       Temperatur
b.      Kadar O2 didalam udara
c.       Konsentrasi CO2 dalam udara
d.      Kelembapan
     D.      Alat dan Bahan
      Alat yang digunakan pada praktikum :
-          Respirometer sederhana
 

-          Neraca digital
-        Tissue

-          Spatula

            Bahan yang digunakan dalam praktikum :

-          Jangkrik
-          KOH  
-          Metilen blue
-          Vaselin
               
     E.       Cara Kerja
1.       Menyiapkan alat dan bahan yang akan dipergunakan.
2.       Memilih 2 jangkrik yang memiliki ukuran yang sama dengan jenis kelamin yang berbeda.  Memililih 2 jangkrik yang berjeniskelamin sama namun dengan ukuran yang berbeda.
3.       Mengambil KOH secukupnya kemudian letakkan pada kertas tissue.
4.       Memasukkan tissue yang berisi KOH tersebut kedalam tabung respirometer.
5.       Menimbang berat tabung respirometer tersebut dan catat.
6.       Memasukkan 1 jangkrik yang telah dipilih kedalam tabung respirometer.
7.       Menimbang ulang tabung respirometer tersebut dan catat.
8.       Menutup tabung respirometer dengan pipa respirometer.
9.       Menambahkan vaseline pada mulut tabung agar tidak ada udara yang masuk.
10.   Masukkan metylen blue kedalam ujung pipa respirometer.
11.   Mengamati pergerakan dari cairan metylen blue, hitung berapa perindahannya dalam waktu 5 menit dan catat. Lakukan sebanyak 3 kali.
12.   Melakukan langkah yang sama untuk 3 jangkrik yang lainnya.

      F.      Hasil pengamatan
1.       Jangkrik berbeda kelamin dengan ukuran yang sama
Jangkrik
Berat
Konsumsi O2
5'
5''
5'''
Jantan
0,44 gr
0,34 mL
0,17 mL
0,13 mL
Betina
0,53 gr
0,53 mL
0,19 mL
0,12 mL

2.       Jangkrik berjenis kelamin sama dengan ukuran yang berbeda
Jangkrik
Berat
Konsumsi O2
5'
5''
5'''
Jantan I
0,44 gr
0,34 mL
0,17 mL
0,13 mL
Jantan II
0,27 gr
0,28 mL
0,03 mL
0,005 mL

      G.      Pembahasan 
Kami melakukan percobaan mengenai respirasi dengan menggunakan jangkrik sebagai pengamatannya. Jangkrik yang kami amati yaitu  :
      1.       Jangkrik berbeda jenis kelamin dengan ukuran yang sama
      2.       Jangkrik sama jenis kelamin dengan ukuran yang berbeda
      Pengamatan dilakukan dengan menggunakan respirometer sederhana. Senyawa yang digunakan untuk mengikat oksigen pada jangkrik yaitu dengan Kalium hydroxide (KOH). Adapun reaksi yang terjadi antara KOH dan CO2 sebagai berikut :
KOH + CO2         K2CO3 + H2O                                      
      Larutan yang digunakan pada respirometer sederhana untuk mengetahui laju konsumsi O2 pada jangkrik yaitu dengan larutan metylen blue. Dari percobaan ini dapat kami ketahui bahwa konsumsi O2 pada jangkrik itu dipengaruhi :
     1.        Berat (massa) yaitu semakin besar massa jangkrik maka semakin banyak oksigen yang dikonsumsi. Massa jangkrik 0,44 gr rata-rata dapat mengkonsumsi oksigen sebanyak 0,21 ml dan massa jangkrik 0,27 gr dapat mengkonsumsi oksigen sebanyak 0,11 ml.
     2.       Jenis kelamin yaitu konsumsi oksigen pada jangkrik betina lebih besar dari konsumsi oksigen jantan. Jangkrik jantan rata-rata dapat mengkonsumsi oksigen sebanyak 0,21 ml sedangkan  jangkrik betina rata-rata dapat mengkonsumsi oksigen sebanyak 0,28 ml.
 

H.    Kesimpulan
      Faktor yang mempengaruhi banyaknya konsumsi oksigen pada jangkrik yaitu dipengaruhi oleh berat dan jenis kelamin. Semakin berat jangkrik maka semakin banyak mengkonsumsi oksigen. Konsumsi oksigen pada jangkrik betina lebih besar daripada jangkrik jantan.

      I. Daftar Pustaka
Kimbal, John. (1994). Biologi. Bogor: Erlangga.
   Irnaningtyas. 2014. Biologi untuk SMA. Jakarta: Erlangga.

    LAMPIRAN