LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN
“Respirasi
pada Ragi (Saccaromyces cerrviciae)”
Diajukan
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktikum Fisiologi Hewan yang
diampu oleh Ibu Siti Nurkamilah M.Pd
Disusun
oleh:
Evi
Masripah
|
14541035
|
Sri
Masfuroh
|
14542008
|
Ai
Intan Permatasari
|
14542011
|
Sofyan
Munawar
|
14542015
|
Nilam
Nursyfa
|
14542016
|
Tria
Hastuti Junisa
|
14542020
|
Kelas
3-B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
STKIP GARUT
2016
A. Tujuan
1.
Mengetahui respirasi sel
2.
Memahami proses respirasi
anaerobik (fermentasi).
3.
Menentukan jenis respirasi
pada suatu sel mahluk hidup.
4.
Memahami proses oksidasi
dalam masa respirasi.
B. Landasan teori
Di
dalam sel hidup terjadi proses metabolisme. Salah satu proses tersebut adalah
katabolisme. Katabolisme disebut juga disimilasi karena dalam proses ini energi
yang tersimpan ditimbulkan kembali atau dibongkar untuk menyelenggarakan
proses-proses kehidupan. Adapun proses katabolisme yang akan dibahas adalah
mengenai respirasi sel.
Respirasi
sel berlangsung di dalam mitokondria melalui proses glikolisis, yaitu proses pengubahan
atom C6 menjadi C3. Dilanjutkan dengan proses dekarboksilasi oksidatif yang
mengubah senyawa C3 menjadi senyawa C2 dan C1 (CO2). Kemudian daur krebs
mengubah senyawa C2 menjadi CO2. Pada s etiap tingkatan proses ini dihasilkan
energi berupa ATP (adenosin triphosphat) dan
hydrogen.
Ada
dua jenis respirasi sel yaitu :
1.
Respirasi Aerob/aerobik
Respirasi aerobik dapat diartikan sebagai serangkaian
reaksi enzimatik yang mengubah glukosa secara sempurna menjadi CO2, H2O dan
energi. Reaksi dapat terjadi secara sempurna karena terdapat cukup oksigen. Energi
yang dihasilkan dalam pernafasan aerob adalah 38 ATP.
2.
Respirasi anaerob/anaerobi (fermentasi)
Pernapasan ini dapat diartikan sebagai serangkain reaksi
enzimatik yang mengubah glukosa secara tidak sempurna karena kekurangan oksigen.
Pada manusia respirasi ini menghasilkan asam laktat, sedangkan pada tumbuhan
reaaksi ini menghasilkan CO2 dan alkohol. Respirasi ini hanya menghasilkan
sedikit energi yaitu 2 ATP.
dalam proses respirasi anaerob diawali dengan reaksi
glikolisis, yaitu prosese pemecahan molekul gluosa menjadi asam piruvat. asam
piruvat yang terbentuk dalam suasan anaerobik atau tidak ada oksigen akan
mengalami fdermentasi asam laktak seperti terjadi pada jaringan otot atau
fermentasi alkohol pada sel ragi.
C. Alat
dan Bahan
Alat yang
dipergunakan :
No.
|
Nama Alat
|
Gambar
|
1.
|
Tabung reaksi
|
|
2.
|
Rak tabung reaksi
|
|
3.
|
Penjepit tabung reaksi
|
|
4.
|
Pipet tetes
|
|
5.
|
Gelas kimia
|
|
6.
|
Kaki tiga
|
|
7.
|
Kasa asbes
|
|
8.
|
Pembakar spirtus
|
|
9.
|
Korek bensin
|
|
10.
|
Gelas ukur
|
|
11.
|
Stopwatch
|
|
12.
|
Alat tulis
|
|
13.
|
Tissue
|
|
14.
|
Kapas
|
|
15.
|
Termometer
|
Bahan yang
dibutuhkan :
No.
|
Nama Bahan
|
Gambar
|
1.
|
Larutan ragi
|
|
2.
|
Larutan Methylen blue
|
|
3.
|
Larutan sukrosa
|
|
4.
|
Aquades
|
D.
Langkah kerja
1.
Menyiapkan alat dan bahan.
2.
Memberi
tanda atau tabel pada masing-masing tabung reaksi dengan huruf A, B, C, dan D
3.
5cc
larutan ragi yang telah dibuat kemudian di didihkan dengan bunsen.
4.
Masing-masing
1 cc larutan ragi yang telah dipanaskan tersebut dimasukkan ke dalam A dan B.
5.
Kemudian
5 cc larutan ragi yang masih dingin diambil lalu dimasukkan masing-masing 1 cc
ke dalam C dan D.
6.
1 cc
larutan amilum dan 1 cc methylen blue ditambahkan ke dalam setiap tabung diatas.
7.
Encerkan
semua tabung tesebut dengan aquades sebanyak 5 cc, kemudian sumbat dengan ibu
jari serta kocok masing-masing tabung tersebut.
8.
Tabung B
dan D dibiarkan terbuka sedangkan tabung A dan C tertutup dengan kapas.
9.
Semua
tabung reaksi tersebut dimasukkan ke dalam penangas air dengan suhu 40 oC.
10. Dilakukan pengamatan perubahan warna
yang terjadi selang 10 menit selama 40 menit.
E.
Hasil Pengamatan
Tabel
Pengamatan Perubahan Warna Larutan Percobaan
Tabung
|
Warna
|
||||
Sebelum
|
10’
|
10’
|
10’
|
10’
|
|
A
|
Biru
|
Biru ++
|
Biru ++
|
Biru +++
|
Biru +++
|
B
|
Biru
|
Biru +++
|
Biru ++
|
Biru ++
|
Biru ++
|
C
|
Biru
|
Biru +
|
Putih
|
Putih
|
Putih
|
D
|
Biru
|
Biru +
|
Putih
|
Bening
|
Bening
|
Keterangan :
+++ Sangat
Pekat
++ Pekat
+ Kurang
Pekat
F.
Pembahasan
Dalam
praktikum ini kami mengamati bagaimana proses respirasi sel dengan menggunakan
larutan gist/ragi. Dalam percobaan ini dilakukan 4 kali perlakuan dengan pengulangan
setiap 10 menit.
Berdasarkan
pengamatan yang dilakukan, pada tabung A dan B tidak mengalami banyak perubahan
warna dan gelembung karena organisme (jamur Saccaromyces serevisae)
yang melakukan respirasi mati pada saat proses pemanasan. Dikarenakan suhu
optimum bagi jamur untuk hidup yaitu antara 380C-400C. Sedangkan
pada tabung C dan D mengalami perubahan warna serta terdapat gelembung karena
organisme (jamur Saccaromyces serevisae) aktif melakukan respirasi .
Adanya
warna biru muda pada tabung C (+) dikarenakan jamur melakukan respirasi secara
Anaerob. Hal ini ditandai dengan tabung yang disumbat rapat sehingga tidak ada aktifitas
udara yang keluar masuk. Gelembung udara (CO2) yang dihasilkan banyak.
Sedangkan warna biru muda yang lebih cerah pada tabung D, dikarenakan
organisme (jamur Saccaromyces serevisae) melakukan respirasi aerob
ditandai dengan tidak ditutupnya tabung. Gelembung udara (CO2) yang
dihasilkan sedikit.
Respirasi
aerob :
C6H12O6 → 6
CO2 + 6 H2O + 675 kal + 38 ATP
C6H12O6 → 2
C2H5OH + 2 CO2 + 21 kal + 2 ATP
Dalam keadaan cukup oksigen, Saccaromyces
serevisae akan melakukan respirasi biasa (aerob), akan tetapi jika dalam
keadaan lingkungan kurang oksigen Saccaromyces serevisae akan melakukan
fermentasi (respirasi anaerob). Sehingga dapat kita simpulkan bahwa ragi (Saccaromyces
serevisae) termasuk kedalam
organisme yang melakukan tespirasi secara anaerob fakultatif.
Dari pemberian perlakuan pada ragi dapat diketahui faktor yang dapat
mempengaruhi proses respirasi salah satunya yaitu suhu. Hal tersebut kami
simpulkan setelah melakukan percobaan diatas. Ragi yang dididihkan akan mati
karena suhu tinggi. Sedangkan oksigen tidak mempengaruhi tespirasi karena ragi
melakukan respirasi secara anaerob fakultatif.
G. Kesimpulan
Setelah
melakukan percobaan dapat disimpulkan bahwa ragi (Saccaromyces serevisae) melakukan respirasi secara anaerob
fakultatif. Ragi pada tabung reaksi A dan B mati karena suhu yang tinggi ketika
dipanaskan. Ragi pada tabung reaksi C mengalami respirasi secara anaerob dan
sehingga dihasilkan CO2 dan etanol. Sedangkan ragi pada tabung
reaksi D melakukan respirasi secara aerob sehingga dihasilkan CO2
yang lebih banyak.
G.
Pertanyaan
1. Apakah yang dimaksud dengan respirasi sel?
Jawab : Respirasi dalam sel adalah proses di mana
energi potensial dari nutrisi berubah menjadi energi yang dapat digunakan oleh
tubuh dimana sel berada. Respirasi umumnya memanfaatkan nutrisi glukosa, asam
lemak dan asam amino untuk menghasilkan energi. Respirasi selular biasanya
melibatkan oksidasi molekul untuk melepaskan energi, tetapi respirasi dapat
dicapai tanpa oksigen.
2. Apakah yang dimaksud dengan oksidasi?
Jawab : Oksidasi
merupakan interaksi kontak langsung diantara molekul oksigen dan semua zat yang
berbeda dari benda mati hingga jaringan hidup seperti tumbuhan. Oksidasi akan terjadi ketika kontak
antara unsur radikal bebas dan udara seperti oksigen dan air.
3. Apa sebabnya terjadi perbedaan kecepatan perubahan
warna antara tabung A, B dengan tabung C dan D?
Jawab : Yang menyebabkan terjadinya perbedaan
kecepatan perubahan warna antara tabung A dan B, C dan D yaitu karena tabung A
dan B menggunakan ragi yang telah dipanaskan, sehingga ragi mati. Sedangkan
tabung C dan D menggunakan ragi yang tidak dipanaskan terlebih dahulu. Sehingga
tabung A dan B lebih lambat dalam proses perubahan warnanya dibandingkan dengan
tabung C dan D yang mengalami perubahan warna yang lebih cepat.
H. Daftar Pustaka
Irnaningtyas. 2013. Biologi untuk SMA/MA
Kelas X. Jakarta : Erlangga.
Sudjadi, Bagod dan Laila, Siti. 2006. Biologi Sains dalam
Kehidupan. Jakarta : Yudistira
Taryono, R dkk. 1996. Terampil Menguasai
dan Menerapkan Konsep Biologi. Solo : PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
A Pratiwi, D. 2000. Buku Penuntun Biologi SMU
Jilid 3 untuk Kelas 3. Jakarta : Erlangga.