Kamis, 03 November 2016

Pengaruh Suhu terhadap Aktivitas Enzim Amilase pada Saliva



   
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN

                   “Pengaruh Suhu terhadap Aktivitas Enzim Amilase”

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktikum Fisiologi Hewan yang diampu oleh Ibu Siti Nurkamilah M.Pd

Disusun oleh:
Evi Masripah
14541035
Sri Masfuroh
14542008
Ai Intan Permatasari
14542011
Sofyan Munawar
14542015
Nilam Nursyfa
14542016
Tria Hastuti Junisa
14542020

Kelas 3-B











PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP GARUT
2016



    A.    Tujuan:
1.      Mengetahui dan memahami proses peencernaan makanan dengan bantuan saliva
2.      Untuk mengetahui pengaruh temperatur terhadap kerja enzim amilase.
 
    B.     Landasan Teori
Hewan dan manusia memperoleh makanan yang dibutuhkan dari tumbuhan dan hewan lain. Fungsi makanan bagi tubuh adalah untuk menghasilkan energi, pertumbuhan dan mennganti sel atau jaringan yang rusak. Bahan makanan yang dikonsumsi terdiri atas  senyawa karbohidrat, lemak, protein, vitamin, air dan garam mineral. Beberapa senyawa seperti karbohidrat, lemak dan protein dapat diserap setelah melalui proses pencernaan. Melalaui proses pencernaan makanan, senyawa tersebut dipecah menjadi molekul-molekul yang kecil dengan komposisi kimia sederhana sehingga dapat dengan mudah dapat diserap oleh dinding saluran pencernaan.
Secara umum pencernaan makanan pada manusia melalui dua proses yaitu pencernaan fisik (mekanis) dan pencernaan kimiawi. Pencernaan fisik merupakan proses pengubahan molekul makanan yang besar menjadi kecil-kecil, misalnya penghancuran makanan dengan gigiatau otot lambung. Pencernaan kimiawi adalah pemecahan zat pati (amilum) oleh ptyalin (suatu amylase) menjadi maltosa, trisakarida, dan dekstrin. Ptyalin bekerja di rongga mulut pada pH 6,3-6,8 dan masih beerja di lambung sampai asam lambung menurunkan pHnya sehingga ptyalin tidak bekerja lagi. Air ludah juga mengandung sedikit lingual lipase, yakni suatu enzim yang memecahkan trygliserida menjadi asam lemak dan monoglyserida, enzim ini bekerja terutama dalam suasana asam yakni setelah makanan mencapi lambung.
Enzim merupakan senyawa protein yang dapat digunakan didalam proses pencernaan. Adapun beberapa contoh enzim yang berperan dalam proses pencernaan makanan adalah sukrose, amylase, lipase, pepsin, dan tripsin. Kerja suatu enzim sangat dipengaruhi oleh bebrapa faktor antara lain suhu, pengaruh pH dan hambatan reverssibel. secara kimia enzim tersusun atas 2 bagian,yaitu :
  1. bagian protein disebut apoenzim. bersifat labil atau mudah berubah,misalnya terpengaruh oleh suhu dan keasaman.
  2. bagian yang bukan protein disebut gugus prostetik, yaitu gugusan yang aktif. bagian ini dapat berupa logam besi,tembaga,seng atau zat organik yang mengandung logam. ada pula enzim yang memiliki bagian prostetik yang tersusun atas vitamin B. bagian vitamin tersebut juga merupakan bagian yang aktif.
     Ciri-ciri enzim :
  1. Diperlukan dalam jumlah sedikit
  2. Dapat bekerja secara bolak-balik
  3. Merupakan suatu protein
  4. Bekerja secara khusus
  5. Dapat digunakan berulang kali
  6. Rusak oleh panas
  7. Sensitif terhadap kondisi lingkungan
    Penamaan enzim yaitu sesuai dengan substratnya dan diberi akhiran ase. Misalnya :
  1. Enzim selulase adalah enzim yang dapat menguraikan selulosa
  2. Enzim lipase adalah menguraikan lipid atau lemak
  3. Enzim protease adalah menguraikan protein
  4. Enzim karbohidrase adalah menguraikan karbohidrat,yang termasuk enzim karbohidrase yaitu amilase yang menguraikan amilum menjadi maltosa dan maltase yang menguraikan maltosa menjadi glukosa
    Ada 2 teori tentang kerja enzim, yaitu :
  1. Teori gembok anak kunci, sisi aktif enzim tertentu mempunyai bentuk tertentu yang hanya sesuai untuk satu jenis substrat tertentu. Substrat sesuai dengan sisi aktif seperti gembok cocok dengan anak kuncinya. Hal itu menyebabkan enzim bekerja secara spesifik. Jika enzim mengalami denaturasi karena panas, untuk sisi aktif berubah sehingga substrat tidak sesuai lagi. Perubahan pH juga mempunyai pengaruh yang sama.
  2. Teori induced fit, menurut teori ini sisi akttif enzim lebih fleksibel daripada lubang kunci. Ikatan antara enzim dan substrat dapat berubah menyesuaikan dengan enzim.
. Inhibitor adalah zat yang dapat menghambat kerja enzim ada 2 macam, yaitu :
  1. Inhibitor kompetitif, menghambat kerja enzim dengan menempati sisi aktif enzim. inhibitor ini bersaing dengan substrat untuk berikatan dengan sisi aktif enzim. penghambatan ini bersifat reversibel dan dapat dihilangkan dengan menambah konsentrasi substrat.
  2. Inhibitor non kompetitif biasanya berupa senyawa kimia yang tidak mirip dengan substrat dan berikatan pada sisi selain sis aktif enzim. inhibitor ini bersifat reversibel tetapi tidak dapat dihilangkan denga menambahkan konsentrasi substrat.
     C. Alat dan Bahan
          Alat yang digunakan dalam praktikum :
- Tabung reaksi
- Alat tulis
- Rak tabung reaksi
- Termomter
- Gelas kimia
- Spatula
- Kaki tiga
- Penjepit kayu
- Bunsen
- Pipet tetes
- Kasa asbes
- Camera
- Kain kasa
- Tissue


          Bahan yang digunakan dalam praktikum :
- Saliva 
- Larutan iodium
- Larutan amilum
- Air 


     D.    Langkah Kerja
1.      Saliva yang telah terkumpul dari semua praktikan kemudian disaring dengan kain kasar.
2.   Menyediakan tiga buah penangas air, setelah itu panaskan sampai pada temperatur yang diinginkan
3.      Memasukan larutan amilum sebanyak 5 ml ke dalam tabung reaksi sebanyak tiga buah
4.      Memasukan tabung reaksi ke dalam penangas air yang telah disiapkan.
5.    Setelah 10 menit kemudian pada masing-masing tabung reaksi di masukan 5 tetes saliva yang telah disaring dan mencatat waku pemasukannya
6.   Setiap interval  menit dilakukan tes dengan larutan iodium dan benedict sampai terjadi titik achromatis dan mencatat waktunya
7.   Selama pengujian iodium dan benedict tabung reaksi tidak boleh dikeluarkan dan menjaga masing-masing penangas air agar tetap konstan
8.      Kemudian membandingkan hasil dari masing-masing tabung percobaan. 

     E.     Hasil
1.      Pada suhu < 24°C
No
Waktu
Perubahan warna
    1.
Putih
    2.
11
Ungu (++)
    3.
12
 Ungu (++)
    4.
13
Ungu (+)
    5.
14
Ungu (+)
    6.
15
    Ungu (+++)
    7.
16
Ungu (+)
    8.
17
Ungu (+)
    9.
18
Ungu (+)
   10.
19
Ungu (+)
   11.
110
Ungu (+)
   12.
111
Ungu (+)
   13.
112
Ungu (+)
   14.
113
Ungu (+)
   15.
114
Ungu (+)
   16.
115
Ungu (+)
 
2.      Pada suhu 37-38°C
No
Waktu
Perubahan warna
     1.
Putih
     2.
11
Ungu (+)
     3.
12
Ungu (+)
     4.
13
Ungu (+)
     5.
14
Ungu (+)
     6.
15
Ungu (+)
     7.
16
Ungu (++)
     8.
17
Ungu (++)
     9.
18
Ungu (+)
    10.
19
Ungu (+)
    11.
110
Ungu (+)
    12.
111
Ungu (+)
    13.
112
Ungu (+)
    14.
113
Ungu (+)
    15.
114
Ungu (+)
    16.
115
Ungu (+)

3.      Pada suhu > 88°C
No
Waktu
Perubahan warna
 1.
Putih
 2.
11
Ungu (+++)
 3.
12
Ungu (++)
 4.
13
Ungu (+++)
 5.
14
Ungu (+++)
 6.
15
Ungu (+++)
 7.
16
Ungu (+++)
 8.
17
Ungu (+++)
 9.
18
Ungu (+++)
10.
19
Ungu (+++)
11.
110
Ungu (+++)
12.
111
Ungu (+++)
13.
112
Ungu (+++)
14.
113
Ungu (+++)
15.
114
Ungu (+++)
16.
115
Ungu (+++)
Keterangan : Ungu muda (+)
                     Ungu  (++)
                     Ungu pekat  (+++)
      F.      Pembahasan

Enzim merupakan senyawa protein yang dapat digunakan didalam proses pencernaan. Adapun beberapa contoh enzim yang berperan dalam proses pencernaan makanan adalah sukrose, amylase, lipase, pepsin, dan tripsin. Kerja suatu enzim sangat dipengaruhi oleh bebrapa faktor antara lain suhu, pengaruh pH dan hambatan reverssibel.
Pada praktikum yang telah dilakukan yaitu untuk mengetahui dan memahami proses pencernaan makanan dengan bantuan saliva dan untuk mengetahui pengaruh temperatur terhadap kerja enzim amilase. Uji ini dilakukan dengan perlakuan yang berbeda, percobaan A dengan suhu <240C, percobaan B dengan suhu 37-380C, percobaan C dengan suhu <880C.
           Berdasarkan hasil praktikum kelompok kami, Pada percobaan A air yang tidak dipanaskan dengan suhu <240C, menit ke 2 berwarna ungu (++) dari asal warna putih, menit ke 3-4 berwarna ungu muda (+), menit ke 5 terjadi perubahan yaitu berwarna ungu pekat (+++), menit 6-15 terjadi perubahan dari ungu pekat (+++) menjadi ungu muda(+), dan pada menit ke 13-14 adanya endapan akan tetapi warna masih ungu muda (+). Karena terjadinya endapan pada percobaan A maka fungsi kerja ennzim lambat.

           Pada B yang di panaskan dengan suhu 37-380C saliva, warna awal putih . setelah di teteskan lugol warna berubah menjadi ungu muda (+) menit ke 2-5, tetesan selanjutnya diberikan pada saliva menit ke 6-7 terjadi perubahan warna yang awalnya warna ungu muda (+) menjadi ungu (++). Menit ke 8-15 setelah di teteskan lugol berubah kembali dari warna ungu  (++)  menjadi ungu muda (+). Hal ini menunjukan bahwa pada suhu optimum enzim amilase dapat menjalankan fungsinya yaitu mengubah amilum menjadi maltosa.

Pada percobaan C yang dipanaskan dengan suhu <880C , warna awal putih setelah di teteskan lugol pada menit ke 1 warna berubah menjadi ungu pekaat (+++), menit ke 2 di tetesskan lagi lugol dan warna masih tetap ungu pekat  (+++) sampai menit ke 15, itu dikarenakan enzim amylase tidak bekerja pada suhu tinggi  <880C.  


      G.    Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum  maka dapat disimpulkan pengaruh suhu terhadap aktifitas enzim sangat  besar. Enzim tidak dapat bekerja dalam suhu yang terlalu rendah dan suhu tinggi, enzim dapat bekerja pada suhu yang optimum atau suhu normal.

Pada percobaan A dengan suhu <240C tidak terjadi perubahan yang acromatik, karena pada suhu ini kerja enzim lambat. Pada percobaan B suhu 37-380C terjadi nperubahan yang acromatik karena pada suhu ini fungsi kerja enzim bekerja. Pada percobaan C suhu <880C kerja enzim terhenti karena suhu ini terlalu tinggi untuk enzim bekerja.
   

     H.    Daftar Pustaka
 Suegiri,nawangsari.(1984).Zoologi Umum.Bogor:Erlangga.
 Thenawidjaja,maggy.(1982).Principles of Biochemistry.Bogor:Erlangga.
 Poediadi.anna.(1994).Dasar-Dasar Biokimia.Jakarat:Universitas Indonesia.
 Tjitrosomo.siti soetarni.().Biologi Jilid 1.Jakarta:Erlangga.
 Syamsuri.istamar.dkk.(2006).Biologi Jilid 3.Jakarta:Erlangga. 

 LAMPIRAN

 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar