LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN
“Sistem Syaraf”
Diajukan untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Praktikum Fisiologi Hewan yang diampu oleh Ibu Siti
Nurkamilah, M.Pd.
Disusun oleh:
Evi Masripah
|
14541035
|
Sri Masfuroh
|
14542008
|
Ai Intan Permatasari
|
14542011
|
Sofyan Munawar
|
14542015
|
Tria Hastuti Junisa
|
14542020
|
Nilam Nursyfa
|
14542016
|
Kelas 3-B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP GARUT
2017
A.
Judul
Praktikum
Sistem Syaraf
B.
Tujuan
a. Mempelajari
reflek normal pada katak.
b. Mempelajari
reflek spinal pada katak.
c. Mempelajari
reflek tendon pada patella Manusia.
C.
Landasan Teori
Tiap
bagian susunan syaraf pusat mempunyai fungsi tertentu. Dengan sifat merangsang
(fasilitasi) atau menghambat (inhibisi) bagian-bagian tetentu dari otak dan
selanjutnya mengamati reaksi-reaksi yang timbul, dapat diambil kesimpulan yang
tepat mengenai fungsi bagian-bagian tersebut. Apabila suatu bagian tubuh
dirangsang, maka bukan bagian itu saja yang bereaksi terhadap rangsangan
tersebut, tetapi dapat juga bagian-bagian tubuh yang lain. Hal ini terjadi
karena bila suatu reseptor dirangsang cukup kuat, maka rangsangan tersebut
diteruskan melalui syaraf aferen berpusat. Dipusat, rangsangan tersebut
diteruskan melalui beberapa syaraf asesoris menuju ke beberapa syaraf eferen
dan lebih dari satu efektor. Jadi apabila syaraf aferen terangsang,
efektor-efektor tersebut akan serempak bereaksi.
Unit
dasar aktivitas integratif syaraf adalah busur reflek. Busur ini terdiri dari
organ sensorik, reseptor neuron aferen, satu sinap atau lebih pada integrasi
sentral, neuron aferen dan efektor. Pada mamalia dan manusia, hubungan neuron
aferen dan eferen syaraf somatik adalah dalam otak atau medula spinalis.
Neuron
aferen masuk melalui radiks dorsal atau syaraf-syaraf kranial dan badan selnya terletak
pada ganglion radiks dorsal atau ganglion yang sejenis dari syaraf kranial.
Serabut eferen meninggalkan rangsang melalui radiks ventral atau syaraf motorik
kranial yang sejenis. Didapatkan dua macam refleks yaitu :
1. Refleks
monosinaps
Dimana
hanya terdapat satu sinaps antara serabut aferen dan eferen. Contoh : refleks
pada bagian patella atau refleks achilles.
2. Refleks
polisinaps
Yang
mempunyai busur refleks dengan lebih dari satu interneuron diantara neuron
aferen dan eferen. Contoh : refleks pada kornea mata.
Aktifitas
refleks baik yang monosinaps dan polisinaps adalah stereotipe dan spesifik
menurut perangsangan dan responnya, dimana rangsangan tertentu akan menimbulkan
jawaban tertentu pula.
D.
Alat
dan Bahan
1. Refleks pada Katak
a. Akuarium
b. Bak
bedah
c. Statif
d. Rantai
penggantung
e. Sonde/
pengaduk gelas
f. Gunting
bedah
g. Beaker
gelas
h. Katak
i.
Larutan HNO3 encer
j.
Larutan H2SO4 ;
1%, 3% dan 5%
k. Larutan
fisiologis (NaCl 0,6%)
2. Refleks pada Tendon Manusia
a. Palu
atau alat pemukul lainnya
b. Kursi
c. Relawan
(salah seorang praktikan)
E.
Cara
Kerja
1. Refleks pada Katak
a.
Katak
normal
1) Peganglah
katak yang masih hidup dengan tangan kiri dan genggamlah kedua kaki
belakangnya, kemudian dekatkan gelas pengaduk/ sonde pada daerah mata. Amati refleks
yang terjadi.
2) Sentuh
nares eksterna pada katak tersebut dan perhatikan gerakan nares eksterna
tersebut.
3) Usaplah
bagian tenggorokan sampai bagian perut dan perhatikan gerakan anggota badan
anterior.
4) Goreslah/sentuhlah
bagian lateral atau dordal tubuh katak, apakah katak tersebut berbunyi.
5) Peganglah
kedua kaki depannya dan biarkan kedua kaki belakang bebas, kemudian goreskan
gelas pengaduk yang telah dicelupkan kedalam HNO3 encer pada punggungnya.
Amati apa yang terjadi.
6) Lakukanlah
sumasi rangsang kimia seperti pada katak yang telah mengalami dekapitasi.
b.
Katak
yang telah didekapitasi
Seekor
katak yang telah dihilangkan otaknya disebut katak yang hanya memiliki spinal (spinal frog) atau katak didekapitasi.
Ketika mengangkat otaknya kerjakan dengan cara hati-hati agar tidak merusak
tulang belakangnya (spinal cord). Perhatikan
cara berikut ; masukan gunting bedah kedalam mulut katak dan angkat kepalanya,
kemudian guntinglah dibawah membran timpani. Tutuplah ujung potongan tersebut
dengan kapas dan gantunglah katak tersebut pada statif dengan mengaitkan rahang
bawahnya. Tetesi dengan larutan fisiologis agar kesadarannya pulih kembali.
Setelah katak siuman, kerjakan hal-hal berikut :
1) Masukkan
katak tersebut kedalam akuarium, perhatikan gerakannya.
2) Kemudian
terlentangkan katak pada bak bedah, perhatikan apakah katak berusaha untuk
membalikkan badannya atau tidak.
3) Selanjutnya
letakkan katak tadi pada bidang miring mengarah ke bawah bidang tersebut.
Perhatikan gerakannya.
4) Gantunglah
katak tersebut pada bagian rahang bawahnya.
5) Lakukanlah
sumasi dengan rangsang zat-zat kimia seperti berikut : Sediakan tiga gelas
beaker yang masing-masing berisi larutan H2SO4 1%, 3% dan
5%. Celupkan ujung jari katak pada larutan yang terlemah, ulangi beberapa kali
sampai terjadi respon. Celupkan ujung jari katak tersebut pada larutan yang
lebih kuat. Sebelum dicelupkan, jari katak harus dicuci terlebih dahulu.
6) Sentuhlah
jari kaki belakang dan jari kaki depan dengan benda panas, perhatikan
reaksinya.
7) Sentuh
pula bagian ventral/perutnya dengan benda panas, bagaimana reaksinya.
2. Refleks pada Tendon Manusia
a. Duduklah
salah seorang praktikan pada kursi dan biarkan salah satu kakinya dalam keadaan
bebas atau santai.
b. Pukullah
ligamentum patellanya dibawah tempurung lutut dengan palu atau alat pemukul
lainnya.
c. Perhatikan
gerakan kaki tersebut.
F.
Data
Hasil Pengamatan
1. Refleks pada Katak
a.
Katak
normal
Jenis Rangsang
|
Respon
|
Keterangan
|
Mekanik pada mata
|
Berkedip
|
Menggunakan sonde
|
Mekanik pada neres
|
Nares
kembang kempis
|
Menggunakan
sonde
|
Mekanik anterior
|
Kurang
memberikan respon
|
Menggunakan
sonde
|
Mekanik
dorsal atau lateral
|
Tidak
bersuara
|
Menggunakan
sonde
|
Kimiawi
pada punggung
|
Gerakan
menendang
|
Larutan
HNO3 encer
|
Kimiawi pada kaki
|
Bergerak,
respon lemah
|
H2SO4
1%
|
Bergerak,
respon kuat
|
H2SO4
3%
|
|
Bergerak,
respon sangat kuat
|
H2SO4
5%
|
b.
Katak
didekapitasi
Jenis Rangsang
|
Respon
|
Keterangan
|
Dimasukkan
dalam akuarium
|
Tidak
bergerak
|
Bak
besar berisi air
|
Dibiarkan
dalam posisi terlentang
|
Bergerak
|
Pada
bak bedah
|
Bidang
miring
|
Tidak
merespon
|
|
Kimiawi
pada kaki
|
Tidak
merespon
|
H2SO4
1%
|
Tidak
merespon
|
H2SO4
3%
|
|
Tidak
merespon
|
H2SO4
5%
|
|
Mekanik
pada kaki depan
|
Bergerak
lemah
|
Sonde
yang dipanaskan
|
Mekanik
pada perut
|
Bergerak
lemah
|
Sonde
yang dipanaskan
|
Pertanyaan
:
- Pada
katak yang telah dijelaskan didekapitasi apakah masih sanggup merespon
setiap rangsang yang diberikan?
Jawab
: Katak yang telah didekapitasi masih
sanggup merespon setiap rangsangan namun respon yang diterima terhitung cukup
lama serta tanggapan yang diberikan lemah karena system saraf pada katak
sebagian sudah tidak berfungsi sehingga respon yang diberikan kurang merespon.
- Apakah
yang dimaksud dengan refleks? Bagaimana mekanismenya !
Jawab
: Refleks merupakan suatu respon yang diberikan yang dilakukan secara spontan
atau tanpa sadar dan hal itu terjadi karena adanya suatu rangsangan. Mekanisme
refleks dimulai dari diterimanya rangsangan oleh reseptor yang kemudian
diteruskan melalui saraf sensorik kesumsum tulang belakang. Dari sumsum tulang
belakang diteruskan melalui saraf motorik keefektor sehingga terjadi refleks. Rangsangan
– reseptor – sel saraf sensorik – sumsum tulang belakang – sel saraf motorik –
otot – respon
2. Refleks pada Tendon Manusia
Nama
|
Respon
|
Keterangan
|
Muhammad
Hasanudin
|
Kaki
bergerak menendang
|
Respon
cepat
|
G.
Pembahasan
1. Refleks pada Katak
Sistem saraf pada vertebrata terdiri atas 2 yaitu
sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat
terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang sedangkan sistem saraf tepi
terdiri atas semua saraf dan ganglia yang berhubungan dengan otak dan medula
spinalis yaitu nervi spinalis, nervi kranialis dan sistem saraf otonom.
Otak dan sumsum tulang belakang
merupakan sistem saraf pusat yang sangat berpengaruh dalam terbentuknya respon
dari suatu stimulus atau rangsang. Saat katak belum di dekapitasi maka
rangsangan yang di berikan terhadap reseptor pada katak akan diolah oleh otak
kemudian diteruskan menuju efektor dan menghasilakan tanggapan. Akan tetapi
setelah katak mengalami dekapitasi rangsang yang diberikan akan di teruskan
oleh reseptor menuju sumsum tulang belakang yang kemudian di teruskan menuju
efektor dan menghasilkan suatu respon. Namun respon yang diberikan tidak begitu
jelas dan sangat lemah.
2. Refleks pada Tendon Manusia
Ketika rangsang
secara sadar di berikan pada reseptor maka rangsang tersebut akan di teruskan
menuju otak dan di olah didalam otak kemudian di teruskan menuju efektor.
Sedangkan untuk stimulus yang diberikan secara tiba-tiba akan terjadi gerak
refleks yaitu gerak yang tidak di sadari, stimulus yang di berikan tidak di
olah pada otak dengan mekanisme rangsang di terima oleh reseptor kemudian di
teruskan menuju neuron sensorik lalu menuju sumsum tulang belakang, rangsang
akan di teruskan ke neuron motorik kemudian ke efektor. Contohnya ketika kaki
kita di pukul di bagian bawah lutut maka akan terjadi gerak refleks yaitu kaki
terangkat keki ke atas.
H.
Kesimpulan
Berdasarkan
percobaan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pada katak
yang dipotong otaknya (didekapitasi) terjadi pengurangan frekuensi respon. Akan
tetapi katak masih dapat memberikan respon walau lemah. Hal ini disebabkan
karena jantung katak bersifat neurogenik sehingga katak masih mampu memberikan
respon.
Sumsum
tulang belakang merupakan pusat gerak refleks, sehingga semakin tinggi tingkat
perusakan sumsum tulang belakang maka semakin lemah respon yang diberikan. Hal
ini yang akan menyebabkan refleks pembalikkan tubuh, penarikkan kaki depan dan
kaki belakang serta pencelupan ke dalam larutan H2SO4
makin melemah seiring dengan tingkat perusakan. Perusakan tulang belakang juga
merusak tali spinal sebagai jalur syaraf, namun dengan adanya respon refleks
yang sederhana dapat terjadi melalui aksi tunggal dari tali spinal meskipun
adanya perusakkan sumsum tulang belakang.
Sedangkan
pada percobaan refleks tendon manusia menunjukkan bahwa terdapat respon yang
merupakan gerak refleks atau tak sadar dari orang tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar