Senin, 23 Januari 2017

LAPORAN PRAKTIKUM LABORATURIUM UPI "SYARAF"

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN
“Sistem Syaraf”
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktikum Fisiologi Hewan yang diampu oleh Ibu Siti Nurkamilah, M.Pd.
Disusun oleh:

Evi Masripah
14541035
Sri Masfuroh
14542008
Ai Intan Permatasari
14542011
Sofyan Munawar
14542015
Tria Hastuti Junisa
14542020
Nilam Nursyfa
14542016
Kelas 3-B













PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP GARUT
2017


A.    Judul Praktikum
Sistem Syaraf

B.     Tujuan
a.       Mempelajari reflek normal pada katak.
b.      Mempelajari reflek spinal pada katak.
c.       Mempelajari reflek tendon pada patella Manusia.

C.    Landasan  Teori 
Tiap bagian susunan syaraf pusat mempunyai fungsi tertentu. Dengan sifat merangsang (fasilitasi) atau menghambat (inhibisi) bagian-bagian tetentu dari otak dan selanjutnya mengamati reaksi-reaksi yang timbul, dapat diambil kesimpulan yang tepat mengenai fungsi bagian-bagian tersebut. Apabila suatu bagian tubuh dirangsang, maka bukan bagian itu saja yang bereaksi terhadap rangsangan tersebut, tetapi dapat juga bagian-bagian tubuh yang lain. Hal ini terjadi karena bila suatu reseptor dirangsang cukup kuat, maka rangsangan tersebut diteruskan melalui syaraf aferen berpusat. Dipusat, rangsangan tersebut diteruskan melalui beberapa syaraf asesoris menuju ke beberapa syaraf eferen dan lebih dari satu efektor. Jadi apabila syaraf aferen terangsang, efektor-efektor tersebut akan serempak bereaksi.
Unit dasar aktivitas integratif syaraf adalah busur reflek. Busur ini terdiri dari organ sensorik, reseptor neuron aferen, satu sinap atau lebih pada integrasi sentral, neuron aferen dan efektor. Pada mamalia dan manusia, hubungan neuron aferen dan eferen syaraf somatik adalah dalam otak atau medula spinalis.
Neuron aferen masuk melalui radiks dorsal atau syaraf-syaraf kranial dan badan selnya terletak pada ganglion radiks dorsal atau ganglion yang sejenis dari syaraf kranial. Serabut eferen meninggalkan rangsang melalui radiks ventral atau syaraf motorik kranial yang sejenis. Didapatkan dua macam refleks yaitu :
1.      Refleks monosinaps
Dimana hanya terdapat satu sinaps antara serabut aferen dan eferen. Contoh : refleks pada bagian patella atau refleks achilles.
2.      Refleks polisinaps
Yang mempunyai busur refleks dengan lebih dari satu interneuron diantara neuron aferen dan eferen. Contoh : refleks pada kornea mata.
Aktifitas refleks baik yang monosinaps dan polisinaps adalah stereotipe dan spesifik menurut perangsangan dan responnya, dimana rangsangan tertentu akan menimbulkan jawaban tertentu pula.

D.    Alat dan Bahan
            1.      Refleks pada Katak
a.       Akuarium
b.      Bak bedah
c.       Statif
d.      Rantai penggantung
e.       Sonde/ pengaduk gelas
f.       Gunting bedah
g.      Beaker gelas
h.      Katak
i.        Larutan HNO3 encer
j.        Larutan H2SO4 ; 1%, 3% dan 5%
k.      Larutan fisiologis (NaCl 0,6%)
            2.      Refleks pada Tendon Manusia
a.       Palu atau alat pemukul lainnya
b.      Kursi
c.       Relawan (salah seorang praktikan)

E.     Cara Kerja
            1.      Refleks pada Katak
a.      Katak normal
1)      Peganglah katak yang masih hidup dengan tangan kiri dan genggamlah kedua kaki belakangnya, kemudian dekatkan gelas pengaduk/ sonde pada daerah mata. Amati refleks yang terjadi.
2)      Sentuh nares eksterna pada katak tersebut dan perhatikan gerakan nares eksterna tersebut.
3)      Usaplah bagian tenggorokan sampai bagian perut dan perhatikan gerakan anggota badan anterior.
4)      Goreslah/sentuhlah bagian lateral atau dordal tubuh katak, apakah katak tersebut berbunyi.
5)      Peganglah kedua kaki depannya dan biarkan kedua kaki belakang bebas, kemudian goreskan gelas pengaduk yang telah dicelupkan kedalam HNO3 encer pada punggungnya. Amati apa yang terjadi.
6)      Lakukanlah sumasi rangsang kimia seperti pada katak yang telah mengalami dekapitasi.
b.      Katak yang telah didekapitasi
Seekor katak yang telah dihilangkan otaknya disebut katak yang hanya memiliki spinal (spinal frog) atau katak didekapitasi. Ketika mengangkat otaknya kerjakan dengan cara hati-hati agar tidak merusak tulang belakangnya (spinal cord). Perhatikan cara berikut ; masukan gunting bedah kedalam mulut katak dan angkat kepalanya, kemudian guntinglah dibawah membran timpani. Tutuplah ujung potongan tersebut dengan kapas dan gantunglah katak tersebut pada statif dengan mengaitkan rahang bawahnya. Tetesi dengan larutan fisiologis agar kesadarannya pulih kembali. Setelah katak siuman, kerjakan hal-hal berikut :
1)      Masukkan katak tersebut kedalam akuarium, perhatikan gerakannya.
2)      Kemudian terlentangkan katak pada bak bedah, perhatikan apakah katak berusaha untuk membalikkan badannya atau tidak.
3)      Selanjutnya letakkan katak tadi pada bidang miring mengarah ke bawah bidang tersebut. Perhatikan gerakannya.
4)      Gantunglah katak tersebut pada bagian rahang bawahnya.
5)      Lakukanlah sumasi dengan rangsang zat-zat kimia seperti berikut : Sediakan tiga gelas beaker yang masing-masing berisi larutan H2SO4 1%, 3% dan 5%. Celupkan ujung jari katak pada larutan yang terlemah, ulangi beberapa kali sampai terjadi respon. Celupkan ujung jari katak tersebut pada larutan yang lebih kuat. Sebelum dicelupkan, jari katak harus dicuci terlebih dahulu.
6)      Sentuhlah jari kaki belakang dan jari kaki depan dengan benda panas, perhatikan reaksinya.
7)      Sentuh pula bagian ventral/perutnya dengan benda panas, bagaimana reaksinya.
            2.      Refleks pada Tendon Manusia
a.       Duduklah salah seorang praktikan pada kursi dan biarkan salah satu kakinya dalam keadaan bebas atau santai.
b.      Pukullah ligamentum patellanya dibawah tempurung lutut dengan palu atau alat pemukul lainnya.
c.       Perhatikan gerakan kaki tersebut.

F.     Data Hasil Pengamatan
            1.      Refleks pada Katak
a.      Katak normal
Jenis Rangsang
Respon
Keterangan
Mekanik pada mata
Berkedip
Menggunakan sonde
Mekanik pada neres
Nares kembang kempis
Menggunakan sonde
Mekanik anterior
Kurang memberikan respon
Menggunakan sonde
Mekanik dorsal atau lateral
Tidak bersuara
Menggunakan sonde
Kimiawi pada punggung
Gerakan menendang
Larutan HNO3 encer
Kimiawi pada kaki
Bergerak, respon lemah
H2SO4 1%
Bergerak, respon kuat
H2SO4 3%
Bergerak, respon sangat kuat
H2SO4 5%

b.      Katak didekapitasi
Jenis Rangsang
Respon
Keterangan
Dimasukkan dalam akuarium
Tidak bergerak
Bak besar berisi air
Dibiarkan dalam posisi terlentang
Bergerak
Pada bak bedah
Bidang miring
Tidak merespon

Kimiawi pada kaki
Tidak merespon
H2SO4 1%
Tidak merespon
H2SO4 3%
Tidak merespon
H2SO4 5%
Mekanik pada kaki depan
Bergerak lemah
Sonde yang dipanaskan
Mekanik pada perut
Bergerak lemah
Sonde yang dipanaskan
Pertanyaan :
  1. Pada katak yang telah dijelaskan didekapitasi apakah masih sanggup merespon setiap rangsang yang diberikan?
Jawab :  Katak yang telah didekapitasi masih sanggup merespon setiap rangsangan namun respon yang diterima terhitung cukup lama serta tanggapan yang diberikan lemah karena system saraf pada katak sebagian sudah tidak berfungsi sehingga respon yang diberikan kurang  merespon.
  1. Apakah yang dimaksud dengan refleks? Bagaimana mekanismenya !
Jawab : Refleks merupakan suatu respon yang diberikan yang dilakukan secara spontan atau tanpa sadar dan hal itu terjadi karena adanya suatu rangsangan. Mekanisme refleks dimulai dari diterimanya rangsangan oleh reseptor yang kemudian diteruskan melalui saraf sensorik kesumsum tulang belakang. Dari sumsum tulang belakang diteruskan melalui saraf motorik keefektor sehingga terjadi refleks. Rangsangan – reseptor – sel saraf sensorik – sumsum tulang belakang – sel saraf motorik – otot – respon

            2.      Refleks pada Tendon Manusia
Nama
Respon
Keterangan
Muhammad Hasanudin
Kaki bergerak menendang
Respon cepat

G.    Pembahasan
            1.      Refleks pada Katak
Sistem saraf pada vertebrata terdiri atas 2 yaitu sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang sedangkan sistem saraf tepi terdiri atas semua saraf dan ganglia yang berhubungan dengan otak dan medula spinalis yaitu nervi spinalis, nervi kranialis dan sistem saraf otonom.
Otak dan sumsum tulang belakang merupakan sistem saraf pusat yang sangat berpengaruh dalam terbentuknya respon dari suatu stimulus atau rangsang. Saat katak belum di dekapitasi maka rangsangan yang di berikan terhadap reseptor pada katak akan diolah oleh otak kemudian diteruskan menuju efektor dan menghasilakan tanggapan. Akan tetapi setelah katak mengalami dekapitasi rangsang yang diberikan akan di teruskan oleh reseptor menuju sumsum tulang belakang yang kemudian di teruskan menuju efektor dan menghasilkan suatu respon. Namun respon yang diberikan tidak begitu jelas dan sangat lemah.

            2.      Refleks pada Tendon Manusia
Ketika rangsang secara sadar di berikan pada reseptor maka rangsang tersebut akan di teruskan menuju otak dan di olah didalam otak kemudian di teruskan menuju efektor. Sedangkan untuk stimulus yang diberikan secara tiba-tiba akan terjadi gerak refleks yaitu gerak yang tidak di sadari, stimulus yang di berikan tidak di olah pada otak dengan mekanisme rangsang di terima oleh reseptor kemudian di teruskan menuju neuron sensorik lalu menuju sumsum tulang belakang, rangsang akan di teruskan ke neuron motorik kemudian ke efektor. Contohnya ketika kaki kita di pukul di bagian bawah lutut maka akan terjadi gerak refleks yaitu kaki terangkat keki ke atas.

H.    Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pada katak yang dipotong otaknya (didekapitasi) terjadi pengurangan frekuensi respon. Akan tetapi katak masih dapat memberikan respon walau lemah. Hal ini disebabkan karena jantung katak bersifat neurogenik sehingga katak masih mampu memberikan respon.
Sumsum tulang belakang merupakan pusat gerak refleks, sehingga semakin tinggi tingkat perusakan sumsum tulang belakang maka semakin lemah respon yang diberikan. Hal ini yang akan menyebabkan refleks pembalikkan tubuh, penarikkan kaki depan dan kaki belakang serta pencelupan ke dalam larutan H2SO4 makin melemah seiring dengan tingkat perusakan. Perusakan tulang belakang juga merusak tali spinal sebagai jalur syaraf, namun dengan adanya respon refleks yang sederhana dapat terjadi melalui aksi tunggal dari tali spinal meskipun adanya perusakkan sumsum tulang belakang.
Sedangkan pada percobaan refleks tendon manusia menunjukkan bahwa terdapat respon yang merupakan gerak refleks atau tak sadar dari orang tersebut.  



LAMPIRAN






Tidak ada komentar:

Posting Komentar