Kamis, 19 Januari 2017

UJI URINE



LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN
“Uji Urine”
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktikum Fisiologi Hewan yang diampu oleh Ibu Siti Nurkamilah, M.Pd.
Disusun oleh:

Evi Masripah
14541035
Sri Masfuroh
14542008
Ai Intan Permatasari
14542011
Sofyan Munawar
14542015
Tria Hastuti Junisa
14542020
Nilam Nursyfa
14542016
Kelas 3-B








PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP GARUT
2017


   A.    Tujuan
1.      Glukosa dalam urine yaitu untuk membuktikan ada tidaknya glukosa dalam urine.
2.      Albumin dalam urine yaitu untuk membuktikan ada tidaknya albumin dalam urin (Heller’s Nitric Acid test).
3.      Clorida dalam urine yaitu untuk membuktikan ada tidaknya klorida dalam urine.
4.      Amonia dalam urine yaitu agar dapat mengenal bau amonia dari hasil penguraian urea dalam urine.

   B.     Landasan Teori
Ginjal merupakan alat pengeluaran yang paling utama di dalam tubuh manusia. Sepasang ginjal atau buah pinggang yang berwarna merah ini terletak pada dinding posterior abdomen, terutama daerah lumbal disebelah kanan dan kiri tulang belakang. Ginjal dilapisi lapisan lemak yang tebal dibelakang peritonem, ginjal berbentuk seperti biji kacang dan sisi dalamnya atau hilum menghadap ke tulang punggung. Buah pinggang terbagi atas dua lapisan, lapisan luar disebut korteks yang mengandung alat penyaring yang disebut nefron; setiap nefron yerdiri atas badan malphigi dan tersusun dari kapsula bowman dan glomerulus. Sedangkan lapisan ginjal sebelah dalam disebut medulla/sumsum ginjal yang mengandung banyak pembuluh-pembuluh tubula pengumpul hasil ekskresi. Tubula ini bermuara pada tonjolan papila di ruang ginjal yang disebut pelvis renalis.
Poroses pembentukan urine dimulai dengan penyaringan yang terjadi di badan malphigi, di dalam badan ini glomerulus dikelilingi oleh kapsula bowman. Darah dalam glomerulus yang mengandung air, garam, gula serta zat lain (kecuali yang bermolekul besar seperti sel darah dan molekul protein) mengalmi penyaringan. Filtrat masuk kedalam kapsula bowman menjadi filtrat glomerulus. Proses ini disebabkan oleh tekanan setta dipengaruhi oleh pengerutan dan pengembangan arteriol yang menuju dan meninggalkan glomerulus. Pengerutan arteriol yang menuju glomerulus (arteriol-aferent) akan menambah jumlah filtrate dan selalu diikuti oleh pengembangan arteriol yang meninggalkan glomerulus. Filtrat glomerulus ini masih mengandung zat-zat yang diperlukan oleh tubuh seperti glukosa, garam-garam dan asam amino. Dari glomerulus, giltrat ini dibawa melalui tubulus kontorti yang dikelilingi oleh pembuluh darah, di dalam tubulus ini terjadi reabsorpsi zat-zat yang masih berguna. Setelah reabsorpsi ini maka kafar urea menjdi lebih tinggi, maka terbentuklah filtrat tubulus, dalam filtrat tubulus masih terdapat zat-zat yang sementara tidak berguna lagi. Setelah proses ini barulah terbentuk urine yang dikumpulkan melalui tubula ke pelvis renalis. Dari tiap-tiap ginjal, urine dikeluarkan oleh pembuluh ireter ke kandung urine (vesica urinaria) kemudian melalui uretra dikeluarkan dari tubuh. Komposisi urine terdiri dari air, urea, asam urat, amoniak, natrium, kalium, chloride dan fosfat.
Urine mengandung :
a.       Urine, asam urine, amoniak yang merupakan sisa pembakaran protein.
b.      Zat warna empedu yang memberikan warna kuning pada urine.
c.   Zat yang berlebihan di dalam darah, misalnya Vitamin C, obat-obatan, hormon. Jika di dalam urine terdapat banyak protein hal ini menunjukkan garam-garam terutama NaCl.

   C.    Alat dan Bahan
1.      Glukosa dalam urine
          Larutan Benedict
          Tabung Reaksi
         Urine
          Pipet
         Gelas ukur
          Pemanas spirtus
2.      Albumin dalam urine
         Asam nitrit pekat
          Tabung Reaksi
        Urine
          Pipet
3.      Chlorida dalam urine
         Larutan NaOH 10%
          Tabung Reaksi
          Urine
         Pipet
4.      Amonia dalam urine
         Urine 
         Pemanas spirtus 

   D.    Langkah Kerja
1.      Glukosa dalam urine
a.       Mendidihkan 5 ml larutan benedict’s dalam tabung reaksi.
b.    Menambahkan 8 tetes urine ke dalam larutan tadi dan dipanaskan lagi selama 1-2 menit kemudian biarkan larutan tersebut sampai dingin.
c.     Mengamati adanya perubahan warna (endapan) yang terjadi, bila: hijau : kadar glukosa 1%, merah : kadar glukosa 1,5%, orange: kadar glukosa 2% dan kuning: kadar glukosa 5%.
2.      Albumin dalam Urine
a.     Memasukan 5 ml asam nitrit pekat ke dalam tabung reaksi.
b.   Memiringkan tabung reaksi kemudian menetesi urine dengan mempergunakan pipet secara perlahan-lahan sehingga urine turun melalui sepanjang tabung.
c.     Bila urine mengandung albumin maka akan terlihat adanya cincin berwarna putih yang terdapat pada daerah kontak urine dan asam nitrit.
3.      Chlorida dalam Urine
a.   Memasukan 5 ml urine ke dalam tabung reaksi kemudian menetesi dengan NaOH sebanyak 10 tetes.
b.     Mengamati perubahan yang terjadi, jika ada endapan putih berarti menunjukan adanya chloride radikal.
4.      Amonia dalam Urine
a.       Memasukan 5 ml urine ke dalam tabung reaksi.
b.      Memanaskan urine tersebut dengan lampu spirtus.
c.       Mencium bau urine setelah dipanaskan.

   E.     Hasil Pengamatan
        
Uji Urine
Sampel A (Sofyan Munawar)
Sampel B (Evi Masrifah)
Uji Glukosa
Negatif
Negatif
Uji Albumin
Negatif
Negatif
Uji Chlorida
Positif
Positif
Uji Amonia
Positif
Positif

         
                                                                                 Sampel 1
   


                                                                                   Sampel 2


 
   
   F.     Pembahasan
         1. Sampel A
           Dari sampel a dilkukan 4 uji yaitu uji glukosa, uji albumin, uji chlorida dan uji amonia. Pada uji glukosa setelah sampel di teteskan pada larutan benedict yang telah di panaskan kemudian di diamkan selama beberapa saat tidak terjadi perubahan warna. Ini menunjukan bahwa sampel urine a negatif mengandung glukosa, kalaupun ada kadar glukosa yang terkandung sebesar 0.1%. 
      Berikut reaksi positif antara glukosa dan benedict :

          Pada uji albumin setelah sampel (urine) diteteskan pada tabung reaksi yang mengandung asam nitrit kemudian didiamkan selama beberapa saat, tidak terdapat cincin putih di daerah kontak antara urine dang asam nitrit. Hal ini menunjukan bahwa sampel urine tersebut tidak mengadung albumin.
         Pada uji chlorida setelah sampel yang di dalam tabung reaksi ditetesi larutan NAOH teradapat endapan putih. Hal ini menunjukan bahwa sampel  urine tersebut positif mengandung chlorida
         Pada uji amonia setelah sampel yang berada pada tabung reaksi dipanaskan beberapa saat kemudian tercium bau pesing. Hal ini menunjukan bahwa sampel urine tersebut mengandung amonia.
         2. Sampel B
           Begitu juga dengan sampel b dilakukan 4 uji yaitu uji glukosa, uji albumin, uji chlorida dan uji amoniaPada uji glukosa setelah sampel di teteskan pada larutan benedict yang telah di panaskan kemudian di diamkan selama beberapa saat tidak terjadi perubahan warna. Ini menunjukan bahwa sampel urine a negatif mengandung glukosa, kalaupun ada kadar glukosa yang terkandung sebesar 0.1%. Berikut reaksi positif antara glukosa dan benedict :

          Pada uji albumin setelah sampel (urine) diteteskan pada tabung reaksi yang mengandung asam nitrit kemudian didiamkan selama beberapa saat, tidak terdapat cincin putih di daerah kontak antara urine dang asam nitrit. Hal ini menunjukan bahwa sampel urine tersebut tidak mengadung albumin.
         Pada uji chlorida setelah sampel yang di dalam tabung reaksi ditetesi larutan NAOH teradapat endapan putihHal ini menunjukan bahwa sampel  urine tersebut positif mengandung chlorida
         Pada uji amonia setelah sampel yang berada pada tabung reaksi dipanaskan beberapa saat kemudian tercium bau pesingHal ini menunjukan bahwa sampel urine tersebut mengandung amonia.
          
   G.    Kesimpulan
        1. Uji Glukosa
            Kedua sampel urine negatif,dibuktikan tidak adanya perubahan warna pada kedua urine.
        2. Uji Albumin
          Kedua sampel urine negatif mengandung albumin, dibuktikan dengan tidak adanya cincin putih pada kedua sampel tersebut.
3     3. Uji Chlorida
           Kedua sampel urine positif mengandung chlorida, dibuktikan dengan adanya endapan pada kedua sampel tersebut.
4     4. Uji Amonia
          Kedua sampel tersebut positif amonia, dibuktikan dengan adanya bau pesing pada kedua sampel, setelah kedua sampel tersebut dipanaskan.    
          Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kedua orang yang dites urine tersebut sehat.

LAMPIRAN














Tidak ada komentar:

Posting Komentar